Dalam masa Covid-19, kebutuhan air bersih meningkat tajam untuk melayani rumah sakit yang ada dan rumah sakit yang baru dibangun dalam melayani kebutuhan orang dalam pengawasan, pasien dalam pengawasan, dan pasien positif penderita infeksi virus corona.
Volume pasokan air bersih akan meningkat untuk disalurkan guna memenuhi kebutuhan air bersih bagi daerah yang belum terlayani melalui perpipaan ujar anggota Dewan Sumber Daya Air Nasional (SDAN), Ir. S Indro Tjahyono
"Air bersih perpipaan adalah air yang paling memenuhi syarat untuk menangkal penyebaran atau penularan virus corona, khususnya untuk melakukan pembersihan di lingkungan rumah tangga. Namun sampai saat ini akses air bersih melalui perpipaan hanya terlayani sebesar 76%, sedangkan sisanya belum tersentuh akses aman air minum yakni sebesar 24%. Hal ini tentu akan berakibat pada besarnya risiko penularan virus corona," ujarnya.
Lebih lanjut Indro Tjahyono mengungkapkan bahwa masalah yang paling mendasar pada pandemi virus corona saat ini adalah penyembuhannya hanya mengandalkan pada antibodi atau daya tahan tubuh penderita, akibat belum ditemukannya vaksin.
"Untuk mencapai hal itu, kebutuhan 5 liter air per kapita per hari harus dipenuhi agar kadar air pada tubuh manusia sebesar 60-70 persen bisa dipertahankan. Hal ini kemudian kembali pada pertanyaan sejauh mana hak warga negara atas air tercapai, mengingat bahwa kekurangan air lebih mematikan dibanding dengan kekurangan makanan," ungkapnya.
Akibat dari pelayanan air minum layak oleh negara guna mewujudkan hak atas air masih terkendala, maka rakyat berpenghasilan rendah juga harus membeli air atau mengonsumsi air minum dalam kemasan (AMDK), baik dalam botol maupun tabung galon.
Pada Maret 2019, rumah tangga yang menggunakan AMDK sebagai sumber air minum utama masih sebesar 38,28%. Realitas ini seperti membenarkan adagium bahwa mereka yang miskin adalah kelompok yang paling beresiko menderita infeksi dari virus corona.
Mengingat kondisi yang masih belum ada kepastian hingga saat ini, Indro Tjahyono, Anggota DSDAN menghimbau masyarakat agar lebih waspada pada pandemi ini, namun juga masyarakat harus mengatur penggunaan air bersih untuk mencegah terjadinya infeksi, jangan jadi terlalu boros juga, mengingat sebentar lagi memasuki musim kemarau.
(sumber:liputan6/internet)