Selain sembako, masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan produk pangan esensial lain seperti air minum kemasan dan susu khususnya susu untuk anak.
Oleh karena itu ditengah rencana pemerintah untuk melakukan pembatasan sosial skala besar akibat darurat kesehatan masyarakat, akses terhadap komoditas penting harus tetap terjaga mulai dari titip produksi hingga ke tangan konsumen.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memilih untuk menerapkan pembatasan sosial skala besar yang ditegakkan dengan lebih tegas dan disiplin sehingga efektif untuk menekan penyebaran virus corona. Bahkan kebijakan itu jika perlu, akan diterapkan seiring dengan aturan darurat sipil dan karantina kesehatan.
Meski mobilitas orang dan barang menjadi terbatas karenanya namun Presiden Jokowi meminta kepada jajarannya untuk memastikan bahwa pasokan obat dan kebutuhan logistik makanan dan air minum tetap terjamin bagi seluruh masyarakat.
"Saya minta dan pastikan bahwa apotik dan toko-toko penyuplai kebutuhan pokok bisa tetap buka untuk melayani kebutuhan warga dengan menerapkan protokol jaga jarak yang ketat," kata Presiden Jokowi.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) berharap fasilitas medis termasuk rumah sakit tetap mendapatkan jaminan pasokan yang kontinyu untuk kebutuhan pokok di antaranya bahan makanan, air minum, hingga obat-obatan dan bahan nutrisi untuk pasien.
Ketua Umum Pengurus Besar IDI Daeng Mohammad Faqih menegaskan pentingnya kepastian pasokan logistik, peralatan kesehatan, dan perlengkapan medis termasuk nutrisi obat-obatan hingga air minum dalam kemasan jika pembatasan sosial diterapkan.
Di lapangan saat ini misalnya sudah ada beberapa keluhan dari vendor atau perusahaan penyedia logistik termasuk penyedia air minum kemasan yang kesulitan masuk ke wilayah pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit rujukan.
"Tenaga medis perlu support untuk kebutuhan operasional bahkan untuk misalnya kebutuhan air minum, sehingga perlu ada perlakuan berbeda dalam kebijakan karantina wilayah bagi tenaga kesehatan," katanya.
(sumber:sindonews.com/internet)